JELASKAN
KONSEP DARI:
1.
Karangan
Ilmiah dan Non Ilmiah
a. Pengertian,
Macam, Sifat, dan Bentuk Karangan
b. Ciri-ciri
Karangan Ilmiah
c. Ciri-ciri
Karangan Non Ilmiah
d. Ciri-ciri
Karangan Ilmiah Populer
Jawab:
a.
Pengertian dari:
Karangan atau
tulisan Ilmiah adalah karya tulis yang disusun berdasarkan tulisan, pernyataan
atau gagasan orang lain, baik yang telah, belum atau bahkan tidak
dipublikasikan sama sekali. Jadi pada hakekatnya penulis menyusun kembali hal –
hal yang telah dikemukakan orang lain, ditambah pengalamannya dan dalam gaya
bahasanya sendiri. Dengan demikian tulisan karangan atau tulisan ini merupakan
suatu uraian yang didukung informasi yang telah diuji kebenarannya dan kemudian
disajikan dengan cara yang lazim dan benar sesuai dengan metoda yang berlaku.
Macam – macam
Karangan Ilmiah:
1.
Karangan Ilmiah
Murni.
2.
Karangan Ilmiah
Populer.
Sifat – sifat
Karangan Ilmiah :
1.
Menyajikan fakta
obyektif secara sistematis.
2.
Pernyataan cermat,
tepat, tulus dan benar, serta tidak terkaan.
3.
Penulisan tidak
mengejar keuntungan pribadi.
4.
Penyusunannya
dilaksanakan secara sistematis, konseptual dan procedural.
5.
Tidak memuat
pandangan – pandangan tanpa dukungan fakta.
6.
Tidak emotif
menonjolkan perasaan.
7.
Tidak bersifat
argumentative, tetapi kesimpulannya terbentuk atas dasar fakta.
Bentuk
Karangan Ilmiah:
1.
Paper (Karya
Tulis).
2.
Pre Skripsi.
3.
Skripsi.
4.
Thesis.
5.
Disertasi.
Karangan atau
tulisan Non Ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang
pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari – hari.
Sifat – sifat
Karangan Non Ilmiah :
1.
Penyajiannya lebih
bersifat subyektif.
2.
Mengandung usulan dengan
efek dan kesimpulan yang diharapkan penulis.
3.
Bersifat
persuasive, sesuai dengan keyakinan penulis yang mengajak pembaca untuk berubah
pendapat.
4.
Pandangan yang
dikemukakan penulis tidak didukung fakta umum.
5.
Motivasinya lebih
mementingkan diri sendiri, karena itu isinya bisa melebih – lebihkan sesuatu.
6.
Kesimpulan penulis
lebih bersifat argumentative, sehingga kurang atau tidak membiarkan fakta
berbicara sendiri.
Bentuk
Karangan Non Ilmiah:
1.
Dongeng.
2.
Cerpen.
3.
Novel.
4.
Drama.
5.
Roman.
b.
Ciri – ciri Karangan
Ilmiah
1.
Menyajikaan fakta
obyektif secara sistematis.
2.
Pernyataan cermat,
tepat, tulus dan benar, serta tidak terkaan.
3.
Penulisan tidak
mengejar keuntungan pribadi.
4.
Penyusunannya
dilaksanakan secara sistematis, konseptual dan procedural.
5.
Tidak memuat
pandangan – pandangan tanpa dukungan fakta.
6.
Tidak emotif
menonjolkan perasaan.
7.
Tidak bersifat
argumentative, tetapi kesimpulannya terbentuk atas dasar fakta.
c.
Ciri – ciri
Karangan Non Ilmiah
1.
Penyajiannya lebih
bersifat subyektif.
2.
Mengandung usulan
dengan efek dan kesimpulan yang diharapkan penulis.
3.
Bersifat
persuasive, sesuai dengan keyakinan penulis yang mengajak pembaca untuk berubah
pendapat.
4.
Pandangan yang
dikemukakan penulis tidak didukung fakta umum.
5.
Motivasinya lebih
mementingkan diri sendiri, karena itu isinya bisa melebih – lebihkan sesuatu.
6.
Kesimpulan penulis
lebih bersifat argumentative, sehingga kurang atau tidak membiarkan fakta
berbicara sendiri.
d.
Ciri – ciri
Karangan Ilmiah Populer
1.
Penyajiannya
berisikan fakta dan fiksi yang ditulis dengan Bahasa konkret dan formal.
2.
Dapat dibuktikan
dengan fakta umum.
2.
Metode
Ilmiah
a. Pengertian
Metode Ilmiah
Suatu
prosedur kerja untuk mendapatkan fakta – fakta tentang fenomena kehidupan dan
alam.
b. Tujuan
Penulisan Metode Ilmiah
1.
Meningkatkan
pengetahuan tentang mekanisme penulisan ilmiah.
2.
Meningkatkan
keterampilan menulis dalam menyajikan fakta secara sistematis.
c. Sikap
Ilmiah
1.
Menemukan masalah.
2.
Melakukan
observasi.
3.
Menyusun
hipotesis.
4.
Melakukan
eksperimen.
5.
Menarik
kesimpulan.
d. Langkah-langkah
Penulisan Ilmiah
1.
Studi kepustakaan.
Sebelum
melakukan studi pustaka, diwajibkan untuk menentukan topik apa yang akan
diteliti. Dalam hal ini, bisanya bahan – bahan yang digunakan untuk penulisan
ilmiah adalah buku – buku koleksi perpustakaan untuk mencari topik, judul dan
nama pengarang.
2.
Perumusan
ide/permasalahan, yang merupakan bagian dari Pengantar.
Perumusan
ide/permasalahan adalah bagian dari pengantar (Introduction). Merumuskan
permasalahan penelitian akan lebih baik hasilnya bila dilandasi dengan studi
kepustakaan yang memadai.
Menurut Day
(1979) Pengantar harus mengandung hal – hal berikut;
·
Sifat dan skop
masalah yang akan diteliti.
·
Kepustakaan yang
berhubungan dengan permasalahan (harus ditinjau).
·
Cara penelitian
(harus diungkapkan).
·
Hasil utama
penelitian (harus dinyatakan; hal ini merupakan tambahan setelah penelitian
selesai dan diketahui hasilnya).
3.
Perumusan
hipotesis.
Hipotesis
dirumuskan berdasarkan penelitian – penelitian terdahulu dan hasil penelitian
yang diharapkan. Menurut (Loeke, Spirduso dan Silverman, 1987; dalam Rudestam
& Newton, 1992), hipotesis yang baik harus:
a.
Bebas dari arti
ganda. (kedwiartian).
b.
Mengungkapkan
hubungan antara dua variabel atau lebih.
c.
Berimplikasi tes
empirik.
4.
Perumusan hasil
yang diharapkan dan analistik statistic.
Perumusan
hasil yang diharapkan dan analisis statistik dibuat dalam proposal/usulan
penelitian. Hal ini berguna untuk mempersiapkan, memperbaiki, menambah dan
mengurangi variabel yang akan dikumpulkan selama penelitian. Sebaiknya
perumusan hasil yang diharapkan dan analisis statistic dilakukan dengan membuat
tabel – tabel. Hal ini akan membantu format pengumpulan data dan pemasukan data
ke komputer sebagai data base yang
akan diolah lebuh lanjut.
3.
Penalaran
dan Penyusunan dalam Sintesis Karangan Ilmiah
a. Definisi
Menulis sebagai Proses Penalaran
Menulis sebaga
proses penalaran adalah serangkaian aktivitas yang terjadi dan melibatkan
beberapa fase.
b. Penalaran Induktif dan
Deduktif dalam Karya Ilmiah
Penalaran Induktif adalah suatu proses berfikir yang beertolak dari hal – hal khusus
menuju sesuatu yang umum.
Penlaran Deduktif adalah suatu proses berfikir yang bertolak dari suatu yang umum menuju
hal – hal yang khusus.
c.
Fakta sebagai Unsur Dasar
Penalaran Karangan
1.
Klasifikasi
2.
Jenis klasifikasi
3.
Persyaratan klasifikasi
4.
Guna klasifikasi
5.
Pengamatan
6.
Proposisi
d. Pengertian
Penyusunan Sintesis
Sintesis diartikan sebagai komposisi
atau kombinasi bagian-bagian atau elemen-elemen yang membentuk satu kesatuan.
Selain itu, sintesis juga diartikan sebagai kombinasi konsep yang berlainan menjadi
satu secara koheren, dan penalaran induktif atau kombinasi dialektika dari
tesis dan antitesis untuk memperoleh kebenaran yang lebih tinggi. Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia (2003) sintesis diartikan sebagai “paduan berbagai
pengertian atau hal sehingga merupakan kesatuan yang selaras atau penentuan
hukum yang umum berdasarkan hukum yang khusus.” Pengertian ini sejalan dengan
pendapat Kattsoff (1986) yang menyatakan bahwa maksud sintesis yang utama
adalah mengumpulkan semua pengetahuan yang dapat diperoleh untuk menyusun suatu
pandangan dunia. Dalam perspektif lain “sintesis” merupakan kemampuan seseorang
dalam mengaitkan dan menyatakan berbagai elemen dan unsur pengetahuan yang ada
sehingga terbentuk pola baru yang lebih menyeluruh. Kata kerja operasional yang
dapat digunakan adalah mengategorikan, mengombinasikan, menyusun, mengarang,
menciptakan, mendesain, menjelaskan, mengubah, mengorganisasi, merencanakan,
menyusun kembali, menghubungkan, merevisi, menyimpulkan, menceritakan,
menuliskan, mengatur.. Metode Sintesis Melakukan penggabungan
semua pengetahuan yang diperoleh untuk menyusun satu pandangan dunia.
Beberapa contoh dari pernyataan Sintetik adalah :
1. Langit
itu biru.
2. Budi
adalah pria yang menyebalkan
3. Anjing
itu galak
4. Jerapah
memiliki empat kaki
Fungsi
Sintesis
Sintesis
berfungsi untuk Menggabungkan atau mengkompromikan dari pernyataan satu
kepada pernyataan lain untuk memperoleh kesimpulan yang komprehensif.
Sedangkan
sintesis dalam penulisan karya ilmiah pada dasarnya adalah merangkum intisari
bacaan yang berasal dari beberapa sumber. Kegiatan ini harus memperhatikan data
publikasi atas sumber-sumber yang digunakan. Dalam tulisan laras ilmiah, data
publikasi atas sumber-sumber tadi kemudian dimasukan dalam daftar pustaka.
Contoh :
1.
Ilmu adalah aktifitas
2. Ilmu
adalah metode
3. Ilmu
adalah produk
e.
Cara Membuat Sintesis
Tulisan
Sejumlah
syarat yang harus diperhatikan oleh penulis dalam membuat sintesis, di
antaranya
1. Penulis harus bersikap objektif
dan kritis atas teks yang digunakannya,
2. Bersikap
kritis atas sumber yang dibacanya,
3. Sudut pandang penulis harus
tajam,
4. Penulis harus dapat mencari
kaitan antara satu sumber dengan sumber lainnya, dan penulis harus menekankan
pada bagian sumber yang diperlukannya
KEMUDIAN
BUATLAH:
1.
Karangan ilmiah dan non
ilmiah.
Karangan Ilmiah:
Judul: Kunyit sebagai indicator pendeteksi Boraks.
Bab I
Pendahuluan
I. 1 Latar
Belakang
Maraknya
penggunaan zat kimia berbahaya pada pembuatan makanan, membuat saya
mencari-cari bagaimana cara agar setidaknya kita sebagai konsumen yang sama
sekali tidak memilki kemampuan di bidang tekhnik kimia maupun farmasi ini dapat
maembedakan makanan yang tidak mengandung zat kimia berbahaya (seperti boraks)
dengan cara yang lebih cepat, praktis, dan ekonomis tanpa harus melakukan
percobaan terlebih dahulu di laboratorium.
Pada dasarnya
penggunaan zat berbahaya seperti yang dikatakan sebelumnya ditujukan agar
menunjang kualitas bahan konsumsi. Akan tetapi, kualitas kandungan gizi makanan
yang seharusnya menjadi hal utama yang harus diperhatikan malah dikesampingkan.
Para podusen hanya memikirkan kualitas tampilan yang mana pada kenyataannya
makanan yang memiliki tampilan menarik dapat mengundang minat beli konsumen.
Hal seperti itu seharusnya tidak menjadi masalah, akan tetapi dalam menunjang
kegiatan produksinya para produsen telah melanggar aturan. Mereka menggunakan
zat-zat berbahaya yag seharusnya digunakan untuk kebutuhan pengobatan dan
produksi tekstil menjadi bahan pelengkap pada pembuatan produk makanannya. Oleh
karena itu, diharapkan karya ilmiah ini dapat mengurangi pengkonsumsian pada
makanan berbahaya tersebut dengan tujuan menyadarkan para produsen nakal,
bahwasanya produk yang berkualitas bukan terletak pada tampilannya saja
melainkan pada kandungan gizi yang ada di dalamnya.
I. 2 Rumusan
Masalah
· “Bagaimana
cara kunyit mendeteksi makanan yang mengandung boraks secara cepat, praktis,
dan ekonomis?”
Setelah mengetahui prosesnya akan
lebih baik lagi jika kita tahu,
· “Apa
tujuan dari percobaan (Kunyit sebagai Indikator Alami Pendeteksi Boraks ini)?”
I. 3 Tujuan
· Agar
kita dapat menjadi konsumen cerdas (cerdas dalam memilih makanan yang akan
dikonsumsi)
· Menguragi
maraknya penggunaan zat-zat kimia pada makanan (dengan kurangnya permintaan
diharapkan adanya kesadaran produsen dalam memproduksi makan yang lebih sehat)
· Mengurangi
persentase pertumbuhan penderita kanker karena zat kimia.
Bab II
Landasan Teori
II. 1 Kunyit
A.
Mengenal Kunyit
Kunyit atau kunir,
(Curcuma longa atau Curcuma domestica) tergolong dalam
kelompok jahe-jahean, Zingiberaceae.
Dengan Klasifikasi sebagai
berikut:
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas :
Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas : Commelinidae
Ordo :
Zingiberales
Famili: Zingiberaceae (suku
jahe-jahean)
Genus: Curcuma
Spesies: Curcuma longa L
Kunyit dikenal di
berbagai daerah dengan beberapa nama yang berbeda, seperti: turmeric di
Inggris, kurkuma di Belanda, serta kunyit di Indonesia dan Malaysia.
Kunyit termasuk salah satu tanaman rempah dan obat asli dari wilayah Asia
Tenggara. Tanaman ini kemudian mengalami penyebaran ke daerah Malaysia,
Indonesia, Australia bahkan Afrika. Hampir setiap orang Indonesia dan India serta bangsa
Asia umumnya pernah mengonsumsi tanaman
rempah ini, baik sebagai pelengkap bumbu masakan, jamu atau
untuk menjaga kesehatan dan kecantikan. Dalam bahasa Banjar kunyit atau kunir
ini dinamakan Janar. Adapun kandungan yang terdapat dalam kunyit, yaitu:
ü Kurkumin
dan desmetoksikumin 10%.
ü Bisdesmetoksikurkumin
1-5%.
ü Minyak
atsiri yang terdri dari : keton sesquiterpen, turmeron, tumeon 60%, Zingiberen
25%, felandren, sabinen, borneol dan sineil.
ü Kunyit
juga mengandung lemak sebanyak 1 -3%, karbohidrat sebanyak 3%, protein 30%,
pati 8%, vitamin C 45-55%, dan garam-garam mineral, yaitu zat besi, fosfor, dan
kalsium.
B.
Jenis-Jenis Kunyit dan
Masing-Masing Fungsinya
Kunyit Kuning
Kunyit kuning
merupakan jenis kunyit yang biasa beredar di masyarakat. Adapun kunyit kuning
memiki fungsi, sebagai berikut:
ü Kunyit
bermanfaat sebagai obat penghilang rasa gatal pada kulit seperti terkena ulat
bulu / gigitan serangga
ü Kunyit
mengandung antiseptik dan antibakteri alami, berguna sebagai anti inveksi luka
biasa mau pun luka bakar.
ü Kombinasi
kembang kol dan kunyit telah terbukti mencegah kanker prostat
ü Mencegah
kanker payudara
ü Kunyit
mampu mencegah kanker kulit
ü Kunyit
bermanfaat mengurangi risiko leukemia.
ü Kunyit
bermanfaat sebagai anti racun secara alami.
ü Kunyit
mampu mencegah dan memperlambat perkembangan penyakit Alzheimer
ü Kunyit
mampu mencegah metastasis dari terjadinya berbagai bentuk kanker.
ü Kunyit
bermanfaat sebagai obat anti-inflamasi tanpa efek samping.
ü Dapat
memperlambat perkembangan multiple sclerosis.
ü Dapat
membantu dalam metabolisme lemak dan membantu dalam manajemen berat badan.
ü Sebagai
pengobatan untuk depresi.
ü Kunyit
dapat dimanfaatkan sebagai pengobatan alami untuk arthritis dan rheumatoid
arthritis.
ü Kunyit
bermanfaat dalam pengobatan kanker pankreas.
ü Kunyit
mampu menghentikan pertumbuhan pada tumor.
ü Kunyit
dapat mempercepat penyembuhan luka
Kunyit Putih
Nama umum kunyit
putih adalah temu mangga dan kunir putih, sedanngkan nama ilmiahnyaCurcuma alba. Kunyit putih sudah sangat terkenal
sebagai tanaman obat sejak dulu sekali. Bangsa kunyit putih adalah temu lawak,
temu giring, temu hitam, dan lain-lain. Bangsa kunyit putih tersebut merupakan
kelompok rimpang jamu yag sudah dipergunakan oleh nenek moyang kita. Ternyata
di China juga cukup dikenal bahkan dalam farmakologi China dan pengobatan
tradisional lain disebutkan bahwa tumbuhan ini memiliki sifat: menghentikan
pendarahan, anti inflamasi, dan menambah nafsu makan.
Hasil penelitian
menunjukkan tanaman ini bersifat antineoplastik (merusak pembentukan ribosom
pada sel kanker atau menghambat pertumbuhan sel kanker). Bagian yang digunakan
adalah rimpang dan daun. Kandungan pada rimpang dan daun Kunyit Putih antara
lain mengandung saponin, dan polifenol, sedangkan daunnya mengandung polifenol.
Berikut ini merupakan fungsi dari kunyit putih:
ü Bermanfaat
sebagai pelancar susah buang air besar
ü Menghambat
perkembangan sel kanker.
ü Merapatkan
organ kewanitaan.
ü Mencegah
kepuithan pada organ wanita
ü Memperkuat
syahwat.
ü Sebagai
penurun panas demam
ü Mengobati
sakit sesak napas / asma
ü Mengobati
penyakit radang saluran pernapasan \
ü Bermanfaat
sebagai antitoksin
ü Membantu
mengurangi lemak pada perut.
ü Meningkatkan
nafsu makan.
ü Dapat
digunakan sebagai antioksidan.
ü Bermanfaat
untuk mengobati demam, masuk angin, kembung
Kunyit Hitam
Kunyit Hitam
adalah sejenis kunyit yang jarang di temui dan mempunyai nilai yang sangat
tinggi di dalam perobatan mistik (alam Jin). Di India kunyit ini di tanam
secara komersial karena mengandung nilai perobatan yang tinggi dalam perobatan
AYURVEDA. Untuk mengenali kunyit hitam, kita dapat memeperhatikan ciri-ciri
berikut:
ü Rupa
yang sama seperti kunyit biasa tetapi rizomnya yang hitam gelap, jika cukup
matang.
ü Jika
masih muda warnanya unggu gelap.
ü Daunnya
di sebelah belakang bertulangkan warna hitam.
ü Warna
akarnya coklat jernih jika masih muda.
Cara pembiakan dan
penjagaan kunyit hitam: walaupun cara pembesaran dan penanaman sama dengan
kunyit biasa, kunyit ini memerlukan penjagaan yang rapi dan sangat rumit, yaitu:
ü Tanahnya
mesti bercampur dengan pasir dan memerlukan kawasan yang redup dan air yang
cukup tetapi jangan terlalu banyak air.
ü Kunyit
ini bercambah dalam masa yang sangat lama dan kadang kala selama 3 bulan baru
bercambah.
Adapun kunyit hitam berfungsi untuk:
· Untuk
menyuburkan kandungan
· Sebagai
obat cacingan
· Mengobati
sakit ambeien
· Mengurangi
rasa nyeri haid pada wanita
· Membersihkan
darah setelah melahirkan
· Untuk
batuk
· Untuk
meningkatkan stamina
· Menambah
nafsu makan
· Obat
untuk mengatasi air kemih mengandung darah
· Menetralkan
racun dalam tubuh
· Untuk
penyakit kulit ringan
· Asma
· Untuk
sariawan
C.
Efek Samping
Kunyit
Dari sekian banyak manfaat
kunyit sebagai tanaman obat,ternyata
kunyit juga bisa memberikan dampak yang tidak baik bagi tubuh bila digunakan
dengan cara yang kurang baik.
Berikut
beberapa efek samping yang bisa diakibatkan oleh tanaman kunyit bagi tubuh kita
:
1. Menyebabkan
Gangguan Lambung
Bila kita mengkonsumsi
kunyit untuk jangka waktu yang lama.bisa mengakibatkan tergangguna lambung kita
karena diakibatkan oleh sifat pedas yang dimiliki oleh kunyit.
2. Menimbulkan
rangsangan pada rahim.
Bagi para wanita hamil
dan menyusui agar lebih berhati – hati dalam menkonsumsi kunyit.Penggunaan
kunyit yang telalu banyak dapat menstimulasi rahim yang dapat mendorong aliran
menstruasi.
3. Susah
diserap tubuh
Zat-zat yang terkandung
dalam kunyit cenderung sudah diserap oleh tubuh kita sehingga tubuh kurang
mendapatkan manfaat yang maksimal dari kunyit ini.
4. Pendarahan
kunyit
Memiliki fungsi sebagai
penghambat penggumpalan trombosit sehingga bisa membantu mencegah penggumpalan
darah, tapi karena sifat ini kunyit juga bisa memicu terjadinya pendarahan bila
dosis yang digunakan terlalu berlebihan.
5. Kunyit
bisa menurunkan efek kemoterapi
Hasil penelitian
menyebutkan bahwa kunyit kemungkinan memiliki efek terhadap kemoterapi, sehingga disarankan bagi
anda yang sedang menjalankan kemoterapi untuk tidak menggunakan suplemen kunyit.
II. 2 Boraks
A.
Mengenal Boraks
Boraks berasal
dari bahasa Arab yaitu Bouraq. Boraks merupakan kristal lunak yang mengandung
unsur boron, berwarna dan mudah larut dalam air. Boraks merupakan garam Natrium
(Na₂ B₄O₇ 10H₂O₆) yang banyak
digunakan dalam berbagai industri non pangan khususnya industri kertas, gelas,
pengawet kayu, dan keramik. Gelas pyrex yang terkenal dibuat dengan campuran
boraks. Boraks sejak lama telah digunakan masyarakat untuk pembuatan gendar
nasi, kerupuk gendar, atau kerupuk puli yang secara tradisional di Jawa disebut
“Karak” atau “Lempeng”. Disamping itu makanan yang menggunakan boraks terasa
lebih kenyal dan lembut sehingga boraks juga digunakan untuk industri makanan
seperti dalam pembuatan mie basah, lontong, ketupat, bakso bahkan dalam
pembuatan kecap. Pemerintah telah melarang penggunaan boraks sebagai bahan
makanan per Juli 1979, dan dimantapkan melalui SK Menteri Kesehatan RI No. 733/
Menkes/ per/ IX/ 1988.
B.
Boraks pada Bakso
Pemakaian boraks
untuk memperbaiki mutu bakso sebagai pengawet telah diteliti pada tahun 1993.
Di DKI Jakarta ditemukan 26% bakso mengandung boraks baik di swalayan, pasar
tradisional dan pedagang makanan jajanan. Pada pedagang bakso dorongan
ditemukan 7 dari 13 pedagang menggunakan boraks dengan kandungan boraks antara
0,01 – 0,6 %. Selain itu digunakan tawas yang dilarutkan dalam 2 gram/liter air
tersebut digunakan untuk merebus bakso untuk mengeringkan dan mengeraskan
permukaan bakso. Beberapa pengolah bakso menggunakan TiO₂ yaitu
zat kimia yang disebut Titanium dioksida untuk menghindari warna bakso yang
gelap.
C.
Dampak Buruk Boraks pada
Tubuh
Mengkonsumsi
boraks dalam makanan tidak secara langsung berakibat buruk, namun sifatnya
terakumulasi (tertimbun) sedikit demi sedikit dalam organ hati, otak dan
testis, sehingga sekitar beberapa tahun ke depan akumulasi dari pengkonsumsian
zat boraks tersebut dapat menyebabkab kanker yang mana sampai saat ini masih
sulit disembuhkan. Boraks tidak hanya diserap melalui pencernaan namun juga
dapat diserap melalui kulit. Boraks yang terserap dalam tubuh dalam jumlah
kecil akan dikeluarkan melalui air kemih dan tinja, serta sangat sedikit
melalui keringat. Boraks bukan hanya menganggu enzim-enzim metabolisme tetapi
juga menganggu alat reproduksi pria. Boraks yang dikonsumsi cukup tinggi dapat
menyebabkan gejala pusing, muntah, mencret, kejang perut, kerusakan ginjal, dan
hilang nafsu makan.
Bab III
Metodologi Penelitin
III. 1
Metode
Deskriptif
Adapun isi dari
karya ilmiah ini berupa bukan angka (kalimat).
III. 2
Populasi
dan Sample
A.
Observasi (pengamatan)
Dalam merangkum
karya ilmiah ini terlebih dahulu sudah dilakukan percobaan pendeteksian
kandungan boraks pada makanan dengan kunyit. Untuk memperjelas cara kerjanya
perhatikan prosedur percobaan di bawah ini!
Alat dan Bahan:
ü Beberapa
ruas kunyit yang tua (berwarna kuning tua)
ü Parutan
ü Sample
makanan (bakso, nudget, mie basah, kecap)
Langkah Kerja:
1) Ambillah
beberapa ruas kunyit.
2) Cucilah
bersih kemudian parut dan peras parutan kunyit tersebut untuk mendapatkan sari
kunyit asli. ingat tidak perlu ditambahkan air.
3) Untuk
mempermudah percobaan, haluskanlah terlebih dahulu sample-sample makanan yang
ingin dideteksi kandungan boraksnya.
4) Kemudian,
untuk mengetahui kadar boraks, teteskan beberapa tetes sari kunyit tersebut ke
masingg-masing sample makanan yang akan diuji.
5) Apabila
sample makanan mengandung boraks, maka warnanya akan berubah dari warna aslinya
menjadi warna coklat atau merah bata.
B.
Dokumentasi
Untuk mempermudah
mendalami isinya, karya ilmiah ini telah dilengkapi gambar-gambar perkenalan.
Seperti: kunyit, boraks, dan contoh-contoh makanan yang biasa dijadikan sample
percobaan.
C.
Studi Pustaka
Dalam melengkapi
isinya, karya ilmiah ini ditunjang dari berbagai sumber baik dari buku
maupun internet.
Bab
IV
Pembahasan
Masalah (I):
“Bagaimana cara
kunyit mendeteksi makanan yang mengandung boraks secara cepat, praktis, dan
ekonomis?”
Pembahasan (I):
Kunyit memang
sangat bermanfaat dalam mendeteksi boraks secara sederhana, praktis, dan cepat.
Kunyit yang memiliki kandungan utama kurkuminoid yang mana kurkuminoid tersebut
tersusun oleh kurkumin dengan rumus molekul C₁₂H₂O₆, yang mana pada
penjelasan diatas telah dinyatakan sebagai zat warna pada kunyit. Merupakan
penyebab tangan kita menjadi kuning ketika kita memotong atau memarut kunyit.
Nah, cara kunyit mendeteksi boraks pada penjelasan ini tidak keluar dari
kandungan zat warna yang dimilikinya. Kunyit yang identik memiliki warna kuning
atau orange ini apabila bertemu dengan boraks akan berubah warna menjadi lebih
merah dan gelap dari sebelumnya. Sehingga perubahan warna inilah yang akan
menjadi patokan kita dalam meneliti makanan-makanan yang diduga
mengandung bahan makanan (boraks) yang tidak semestinya digunakan.
Masalah (II):
“Apa tujuan
dari percobaan Kunyit sebagai Indikator Alami Pendeteksi Boraks tersebut?”
Pembahasan (II):
Adapun percobaan Kunyit sebagai Indikator Alami Pendeteksi Boraks ini,
bertujuan untuk:
ü Menciptakan
generasi konsumen cerdas (cerdas dalam memilih makanan yang akan dikonsumsi).
ü Menguragi
maraknya penggunaan zat-zat kimia pada makanan (dengan kurangnya permintaan
diharapkan adanya kesadaran produsen dalam memproduksi makan yang lebih sehat).
ü Mengurangi
persentase pertumbuhan penderita kanker karena zat kimia.
Bab
V
Komentar
dan Saran
V. 1
Komentar
Memproduksi
makanan dan memasarkannya (menjualnya) merupakan salah satu hal yang mulia,
karena degan memproduksi makan kita telah membantu mereka yang mungkin memiliki
halangan atau ketidak-mampuan di bidang tersebut. Akan tetapi, hal mulia
tersebut malah akan berubah menjadi masalah yang menimbulkan petaka bagi
konsumen. Apabila produsen melakukan hal-hal curang dalam memproduksi
makan-makanan atau minum-minuman yang dijualnya.
V. 2
Saran
Sebaiknya produsen
atau penjual tidak menambahkan zat-zat berbahaya pada makan-makanan atau
minum-minuman yang dijualnya hanya karena untuk menambah nilai jual pada
tampilan makanan atau minuman yang dijual, karena apabila zat-zat berbahaya itu
terakumulasi (dalam jangka panjang) di dalam tubuh akan menyebabkan kanker bagi
konsumen atau pembeli yang mengkonsumsinya. Percayalah saya yakin bahwa
kejujuran dan kerja keras adalah kunci sukses. Oleh karena itu, berjualanlah
dengan jujur dan kerja keras jika yang anda inginkan adalah kesuksesan.
Terimakasih.
Karangan Non Ilmiah:
Judul : Jadilah Sahabat Bumi.
Apakah kita pernah tersadar dimanakah kita sekarang ini? Kita sebagai manusia hidup di Bumi mulai dari lahir, kecil, beranjak dewasa, sampai kita meninggal. Kita sangat berhutang budi pada Bumi, planet tempat tinggal kita yang tercinta ini. Tetapi, berapa banyak kita telah mengotori Bumi, merusak Bumi, dan membuat Bumi ini menjadi tidak indah lagi? Kadang-kadang kita tidak sadar bahwa perbuatan kita sangat merusak Bumi dan terkesan tidak berterima kasih pada Bumi yang telah berjasa banyak pada Bumi.
Apakah kita pernah tersadar dimanakah kita sekarang ini? Kita sebagai manusia hidup di Bumi mulai dari lahir, kecil, beranjak dewasa, sampai kita meninggal. Kita sangat berhutang budi pada Bumi, planet tempat tinggal kita yang tercinta ini. Tetapi, berapa banyak kita telah mengotori Bumi, merusak Bumi, dan membuat Bumi ini menjadi tidak indah lagi? Kadang-kadang kita tidak sadar bahwa perbuatan kita sangat merusak Bumi dan terkesan tidak berterima kasih pada Bumi yang telah berjasa banyak pada Bumi.
Oleh karena itu, kita harus mulai
mengubah hidup kita agar perbuatan kita ini tidak
lagi merusak Bumi. Tentunya kita adalah manusia yang tidak dapat melakukan semua hal. Jadi, kita cukup
melakukan perbuatan yang dapat kita lakukan
dan tidak perlu memaksakan diri. Jika kita hanya dapat berbuat hal-hal yang sederhana, ya kita lakukan hal sederhana
tersebut. Jangan hanya karena hal sederhana
yang bis kita lakukan, kita malu untuk melakukannya sehingga kita tidak melakukan apa-apa. Tetapi juga kita
harus mengembangkan diri supaya bisa melakukan
hal yang lebih besar lagi. Yang terpenting adalah niat dan keikhlasan.
Hal-hal kecil yang dapat kita lakukan misalnya adalah membuang sampah pada tempatnya, melakukan penghematan listrik, menghemat Bahan Bakar Minyak dan masih banyak lagi.Mungkin kita sudah bosan dengan kata-kata "Buanglah Sampah Pada Tempatnya". Kita mendengar kata-kata itu sejak kita kecil sampai dewasa. Tetapi apakah kita sudah melakukan hal yang kita anggap sederhana tersebut? Mungkin ya, mungkin tidak. Kadang-kadang untuk sampah yang besar kita ingat, tetapi jika sampahnya kecil seperti sobekan kertas, plastik, atau bungkus snack, kita membuangnya begirtu saja. Jika kita ada di kelas, maka kita taruh sampah tersebut dikolong meja. jika ada diangkot maka ditaruh dibawah tempat duduk.
Hal-hal kecil yang dapat kita lakukan misalnya adalah membuang sampah pada tempatnya, melakukan penghematan listrik, menghemat Bahan Bakar Minyak dan masih banyak lagi.Mungkin kita sudah bosan dengan kata-kata "Buanglah Sampah Pada Tempatnya". Kita mendengar kata-kata itu sejak kita kecil sampai dewasa. Tetapi apakah kita sudah melakukan hal yang kita anggap sederhana tersebut? Mungkin ya, mungkin tidak. Kadang-kadang untuk sampah yang besar kita ingat, tetapi jika sampahnya kecil seperti sobekan kertas, plastik, atau bungkus snack, kita membuangnya begirtu saja. Jika kita ada di kelas, maka kita taruh sampah tersebut dikolong meja. jika ada diangkot maka ditaruh dibawah tempat duduk.
Hal itu tidak hanya dilakukan oleh
anak-anak, tetapi juga oleh orang dewasa. Itu menandakan
bahwa yang terpenting adalah kesadaran diri. Usia tidak berpengaruh pada sikap
seseorang. Yang paling berpengaruh adalah kesadaran. Itu yang paling penting. Begitu juga dengan penggunaan listrik
dan air. Kita selalu menganggap bahwa
lebih banyak orang yang menngunakan air lebih banyak dari diri kita sendiri sehingga kita berpikir kalaupun kita
menghemat, tetap saja tidak akan berguna.
Itu adalah pemikiran yang salah. Jika semua orang berfikir itu, maka tidak akan ada yang berhemat bukan? Kita harus
menanamkan pikiran segala sesuatu hal
yang baik itu harus dimulai dari diri kita sendiri. Jangan menunggu orang lain untuik berbuat hal kebaikan.
Oleh karena itu, maka untuk menjaga
lingkungan kita ini, lingkungan Bumi kita yang
tercinta ini, lakukanlah suatu hal yang kecil karena sesuatu yang besar itu tidak ada sebelum ada hal yang kecil. Jika hal
kecil itu dilakukan oleh banyak orang,
maka hal kecil itu akan menjadi hal yang besar. Jika seribu orang membuang sampah pada tempatnya dan menjaga
kebersihan, maka daerah tersebut akan
menjadi bersih. Tetapi jika seribu orang membuang sampah sembarangan, maka tentunya daerah itu akan sangat kotor sekali.
Jadi, janganlah pernah meremehkan hal-hal kecil seperti menghemat listrik, menghemat air, menghemat BBM, atau membuang sampah pada tempatnya. Lakukan mulai dari diri sendiri lalu tularkanlah pada orang-orang disekitar anda. Jadilha sahabat Bumi dan cintailah Bumi ini. Semoga jika kita telah melakukan hal terbaik yang bisa kita lakukan, Bumi ini kembali indah, sejuk, segar dan udaranya nyaman sehingga ita semakin senang hidup di Bumi ini.
JADILAH SAHABAT BUMI!Jadi, janganlah pernah meremehkan hal-hal kecil seperti menghemat listrik, menghemat air, menghemat BBM, atau membuang sampah pada tempatnya. Lakukan mulai dari diri sendiri lalu tularkanlah pada orang-orang disekitar anda. Jadilha sahabat Bumi dan cintailah Bumi ini. Semoga jika kita telah melakukan hal terbaik yang bisa kita lakukan, Bumi ini kembali indah, sejuk, segar dan udaranya nyaman sehingga ita semakin senang hidup di Bumi ini.
Daftar Pustaka:
Haryanto A.G, Hartono Ruslijanto, Datu Mulyono "METODE PENULISAN dan PENYAJIAN KARYA ILMIAH". Penerbit Buku Kedokteran/EGC untuk Mahasiswa.
R. Gunawan Susilowarno, R. Sapto Hartono, Mulyadi. Th.Enik Mutiarsih Murtiningsih, Umiyati "BIOLOGI", Penerbit GRASINDO untuk SMA & MA Kelas X.
Etty Indriati, Ph.D "MENULIS KARYA ILMIAH". Penerbit PT.Gramedia Pustaka Utama
Riandini, Nursanti, 2008. Seri Kimia dalam Kehidupan Sehari - hari; Bahan Kimia dalam Makanan dan Minuman. Bandung: Shakti Adihulung.
Ningsih, Sri Rahayu, dkk. Sains Kimia SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Bumi Aksara.