CONTOH RESENSI DONGENG
Di Indonesia,dongeng yang sudah melegenda antara lain Malin Kundang,Sangkuriang,Terjadinya Danau Toba dll, bahkan kisah Sundel
bolong,Kuntilanak,Gondoruwo dan Tuyul mungkin bisa masuk kategori dongeng.
Ada mitos, angka tiga belas adalah angka sial. Akan
sialkah kita saat membaca buku yang ‘mendongeng’ tentang dongeng yang berjudul Dongeng Ketiga Belas
(The Thirteenh Tale) karya
Diane Setterfield ini?. Saya tertarik membaca buku ini, awalnya, karena covernya
yang lain daripada yang lain.
Buku
yang mengisahkan tentang cerita hidup seorang penulis dongeng bernama Vida
Winter ini ditulis Diane sangat terasa penuh perasaan mendalam. Emosi yang
dibangun dalam tiap-tiap Bab-nya begitu kuat serta menyentuh. Apalagi saat
menceritakan kehidupan si Kembar Emmeline dan Adeline ketika mulai beranjak
besar serta berperilaku aneh di rumah besar Angelfield yang konon berhantu.
Buku ini sebenarnya menceritakan proses pembuatan buku biografi Vida Winter. Dimulai oleh
Margaret Lea, seorang penulis biografi muda yang mendapat surat panjang dari
Vida Winter, seorang penulis buku dongeng yang dikisahkan begitu sukses
dan terkenal.
Vida Winter tergerak untuk menulis kisah hidupnya mana
kala ada seorang pemuda dari Banburry Herald (surat kabar lokal) yang berkata “Ceritakan padaku yang
sesungguhnya”.
Sebagai pendongeng ulung, Vida rupanya ingin membuat biografi dan berharap bisa
menceritakannya kepada orang yang bisa dia percaya. Dia menjatuhkan pilihan
pada Margaret Lea.
Margaret sempat terpaku beberapa waktu di depan
rumahnya saat membaca surat tersebut. Margaret adalah gadis sederhana pencinta
buku yang setia merawat dan menjaga toko buku milik keluarganya serta
penulis biografi. Dalam koleksi buku berharga milik ayahnya, salah satu buku
karya Vida Winter termasuk di dalamnya. Buku Tiga Belas Dongeng adalah karya Vida Winter yang ditarik
dari pasar karena judulnya salah. Kemudian diterbitkan lagi dengan judul Dongeng-Dongeng
Perubahan dan Keputusasaan.
Akan tetapi orang sudah telanjur menyebutnya Buku Tiga Belas
Dongeng.
Demi mengenal lebih dekat karya Vida Winter, Margaret
membaca karya-karyanya, tentu saja juga Buku Tiga Belas Dongeng. Dalam buku tersebut, ternyata dongeng
ketiga belas itu hanya lembaran kosong. Misteri apa sebenarnya yang terdapat
dalam dongeng ketiga belas?
Margaret
akhirnya memutuskan memenuhi undangan Vida Winter untuk datang ke rumahnya dan
menulis biografinya, di Yorkshire. Sebuah tempat yang dilalui bermil-mil dari
tempat tinggalnya dengan kereta.
Margaret
dijemput oleh utusan Vida Winter yang mengantarnya hingga depan rumahnya.
Sebuah rumah besar dan terpencil, sebuah tempat meditasi yang sempurna kalo
tidak boleh dibilang hening,sunyi,sepi seakan tanpa penghuni.
Keesokan
harinya, barulah Margaret bertemu dengan Vida Winter, seorang wanita bak ratu
kuno, penyihir atau dewi, dengan pembawaan yang kaku dan terasa formal. Dan
dimulailah kisah-kisah tentang kehidupan Vida Winter, mulai dari kisah
orangtuanya, Isabelle yang aneh, Kakeknya, pamannya, Charlie, yang juga aneh.
Ternyata pula Vida Winter yang memiliki nama asli Adeline March punya saudara
kembar, Emmeline.
Awalnya Adeline adalah gadis yang tumbuh dengan mental
yang sama anehnya dengan Emmeline di bawah asuhan Missus, pembantunya yang
setia. Kehidupan mulai teratur saat Hester, seorang guru privat yang mengatur rumah tanggatersebut hadir. Sebelumnya, si kembar
merupakan ‘trouble maker’ bagi tetangga di sekitarnya.
Berbagai
keonaran dilakoni oleh si sembar. Mulai dari mengambil makanan milik mereka,
mengambil kereta bayi, dll. Tapi semua tetangganya tidak ada yang berani
mendekati rumah besar Angelfield karena ada gosip yang beredar bahwa rumah itu
berhantu.
Kelainan mental hampir dialami oleh semua anggota
keluarga tersebut. Dari Kakek Vida Winter George Angelfield yang depresi karena
ditinggal mati istrinya setelahmelahirkan anak kedua, Isabelle. George akhirnya wafat di ruang
perpustakaan rumahnya setelah Isabelle menikah dan meninggalkan rumah. Isabelle
dan kakaknya, Charlie, yang tidak kalah aneh perilakunya. Lalu setelah
Isabelle menikah danmelahirkan anak kembar Adeline dan Emmeline, mereka juga tumbuh dengan mental
yang aneh. Lantas bagaimana bisa seorang Adeline March yang aneh, bisa berubah
menjadi seorang penulis dongeng yang begitu terkenal dan melegenda?
Margaret,
untuk bisa mempercayai semua yang dikisahkan oleh Vida Winter akhirnya
melakukan penyelidikan di bekas rumah besar Angelfield yang telah terbakar
serta menelusuri semua literatur dan jejak yang berkaitan dengan keluarga
Angelfield.
Kisah
penuh liku tentang kehidupan Vida Winter yang ditulis Diane ini juga mengangkat
sisi tentang betapa berharganya sebuah buku serta pengetahuan cara
memperlakukan buku yang selama ini belum pernah saya ketahui.
Secara
kisah, buku Dongeng Ketiga Belas ini memiliki plot maju-mundur. Kekiniannya
diwakili oleh tokoh Margaret dan Vida Winter, sedangkan kisah masa lalunya
diwakili kisah-kisah dari masa lalu Vida Winter sewaktu masih bernama Adeline
March.
Tidak banyak buku yang berkisah tentang penulis
dongeng, dan bukunya sendiri pun bak sebuah dongeng. Bagi yang ingin tahu tentang kisah biografi pendongeng yang
kisahnya bagai dongeng, buku ini bisa jadi pilihan, terutama yang memang gemar
buku-buku dongeng. Namun berbeda dari dongeng klasik
seperti Cinderella,Putri Salju dll, dongeng ini diseting untuk
konsumsi mereka yang sudah dewasa….
Cheerz
-Eviwidi-
REFERENSI: