Halaman

Kamis, 27 Juni 2013

TUGAS IBD


Seorang  ibu yang memberikan cinta dan kasih sayang kepada anaknya...

Saat ibu mengandung seorang anak selama ± 9 bulan, ia sudah memberikan cinta dan kasih sayang yang sangat besar terhadap janin yang ada dirahimnya dan tiada henti – hentinya ia memberikan yang terbaik untuk sang janin. Sampai suatu saat sang ibu sudah mulai merasa akan melahirkan seorang anak dalam kandungannya atau bisa kita sebut dengan bersalin. Apa yang ada dipikiran dan penglihatan kalian saat ibu kalian sedang menjalankan proses kelahirannya? Yap ^_^ yang pasti ia rela untuk mentaruhkan nyawa demi seorang anak. Saat sang ibu selesai menjalankan proses persalinan, apa yang ia rasakan? Pastinya bersyukur dan bahagia karena sang anak selamat dan sehat. Tidak sampai disitu saja. Setelah sang anak sudah mulai tumbuh besar, sang ibu masih tetap saja memberikan cinta dan kasih sayang kepada anaknya.
Saat aku berumur 1 tahun aku diajarkan banyak hal oleh ibuku. Aku diajarkan berbicara, berjalan dan banyak lagi. Setelah aku diajarkan basik dari hidup, aku mulai diajarkan tentang bagaimana aku bisa begini dan begitu. Dan akhirnya aku dimasukan oleh ibu dan bapakku ke suatu bangunan atau gedung yang sangat besar dan umurku pada saat itu kalo tidak salah 5 tahun. Disana aku didaftarkan sebagai murid tk (taman kanak – kanak) oleh kedua orang tuaku. Disana aku diajarkan banyak hal mulai dari pada umumnya seperti membaca,berbicara dan menulis. Namun berbarengan dengan itu aku bisa dikatakan males dalam belajar dan yang paling aku suka adalah bermain dengan teman – teman rumah sampai – sampai kata ibuku “kamu main si boleh tapi inget waktu dong!” dengan lembutnya ibu memberikan sentuhan kepadaku namun terkadang dengan sedikit bumbu jeweran. Tapi disini aku malah menghiraukannya sampai – sampai aku mengulanginya kembali dan ibu menasihatiku lagi. Sampai – sampai aku suatu saat aku kenal dengan beberapa teman tk. Dia bernama aghi, kemal dan dika. Kami bermain bersama namun yang sangat dekat adalah aghi, karena dia rumahnya bisa dikatakan dekat dengan rumahku. Dan tanpa disangka dika temenku rumahnya juga dekat dengan rumahku.
Pada suatu saat aku bermain dengan teman rumahku salah satunya ada dika. Kami bermain dengan asiknya sampai – sampai suatu saat ada suatu masalah kecil yang menyababkan saya dan dika berantem. Itu adalah hal sangat lucu bila kita pikirkan saat ini ketika kita mengingat – ingat masa lalu tentang kejadian – kejadian masa lalu. Sampai – sampai aku pernah dibilang sama ibu aku “kalo berantem terus pulang nangis gausah pulang!” kemudian aku berfikir”ya juga ya ngapain kalo aku berantem terus pulang nangis.” Ternyata aku diajarkan ibu untuk tidak berantem dengan teman sendiri. Besoknya ku bermain kembali dengan teman rumah bersama dengan dika. Kami bermain dengan happy. Saat itulah aku banyak diajarkan banyak hal oleh ibuku.

Terima kasih ibu ...
Tanpamu aku tidak ada apa – apa
Tanpamu aku bukan siapa – siapa
Dan tanpamu aku takkan menjadi yang sekarang ini
Aku sayang kamu.... ibu

Jakarta, 20 Juni 2013