Seorang ibu yang memberikan
cinta dan kasih sayang kepada anaknya...
Saat ibu mengandung seorang anak selama ± 9 bulan, ia sudah
memberikan cinta dan kasih sayang yang sangat besar terhadap janin yang ada
dirahimnya dan tiada henti – hentinya ia memberikan yang terbaik untuk sang
janin. Sampai suatu saat sang ibu sudah mulai merasa akan melahirkan seorang
anak dalam kandungannya atau bisa kita sebut dengan bersalin. Apa yang ada
dipikiran dan penglihatan kalian saat ibu kalian sedang menjalankan proses
kelahirannya? Yap ^_^ yang pasti ia rela untuk mentaruhkan nyawa demi seorang
anak. Saat sang ibu selesai menjalankan proses persalinan, apa yang ia rasakan?
Pastinya bersyukur dan bahagia karena sang anak selamat dan sehat. Tidak sampai
disitu saja. Setelah sang anak sudah mulai tumbuh besar, sang ibu masih tetap
saja memberikan cinta dan kasih sayang kepada anaknya.
Saat aku berumur 1 tahun aku diajarkan banyak hal oleh ibuku. Aku
diajarkan berbicara, berjalan dan banyak lagi. Setelah aku diajarkan basik dari
hidup, aku mulai diajarkan tentang bagaimana aku bisa begini dan begitu. Dan
akhirnya aku dimasukan oleh ibu dan bapakku ke suatu bangunan atau gedung yang
sangat besar dan umurku pada saat itu kalo tidak salah 5 tahun. Disana aku
didaftarkan sebagai murid tk (taman kanak – kanak) oleh kedua orang tuaku.
Disana aku diajarkan banyak hal mulai dari pada umumnya seperti
membaca,berbicara dan menulis. Namun berbarengan dengan itu aku bisa dikatakan
males dalam belajar dan yang paling aku suka adalah bermain dengan teman –
teman rumah sampai – sampai kata ibuku “kamu main si boleh tapi inget waktu
dong!” dengan lembutnya ibu memberikan sentuhan kepadaku namun terkadang dengan
sedikit bumbu jeweran. Tapi disini aku malah menghiraukannya sampai – sampai
aku mengulanginya kembali dan ibu menasihatiku lagi. Sampai – sampai aku suatu
saat aku kenal dengan beberapa teman tk. Dia bernama aghi, kemal dan dika. Kami
bermain bersama namun yang sangat dekat adalah aghi, karena dia rumahnya bisa
dikatakan dekat dengan rumahku. Dan tanpa disangka dika temenku rumahnya juga
dekat dengan rumahku.
Pada suatu saat aku bermain dengan teman rumahku salah satunya ada
dika. Kami bermain dengan asiknya sampai – sampai suatu saat ada suatu masalah
kecil yang menyababkan saya dan dika berantem. Itu adalah hal sangat lucu bila
kita pikirkan saat ini ketika kita mengingat – ingat masa lalu tentang kejadian
– kejadian masa lalu. Sampai – sampai aku pernah dibilang sama ibu aku “kalo
berantem terus pulang nangis gausah pulang!” kemudian aku berfikir”ya juga ya
ngapain kalo aku berantem terus pulang nangis.” Ternyata aku diajarkan ibu
untuk tidak berantem dengan teman sendiri. Besoknya ku bermain kembali dengan
teman rumah bersama dengan dika. Kami bermain dengan happy. Saat itulah aku
banyak diajarkan banyak hal oleh ibuku.
Terima kasih ibu ...
Tanpamu aku tidak ada apa – apa
Tanpamu aku bukan siapa – siapa
Dan tanpamu aku takkan menjadi yang sekarang ini
Aku sayang kamu.... ibu
Jakarta, 20 Juni 2013